Rabu, 30 Maret 2011

together




Bukan hal yang mudah memutuskan untuk melewatinya bersama.
Bila saling memandang, memang tak tampak sama.
Namun dalam hati akan saling bertegur sapa
mengucapkan, "Kau yang terindah dariNya"
Meski Si-Nya Sang Empunya sesungguhnya berbeda,
bagi yang memandang kita.


Berpikir kembali mencoba saling meneguhkan.
Berjalan bersama dengan kesamaan belum tentu memberi kebahagian.
Berjalan bersama dengan perbedaan belum tentu menyengsarakan.


Yang terucap saat ini hanya sepenggal ucapan terimakasih padaNya.


"Langkah demi langkah telah mampu melewati waktu, baik suka maupun duka yang mewarnai langkah ini.
Akan tetapi kehidupan masih panjang, pandangan-pandangan yang merintangi jalan akan terus menerjang.
Mohon biarkan tangan ini tetap saling bergandengan dan langkah ini tetap berjalan berdampingan.
Demi indah yang bisa Kau berikan."


Jumat, 25 Maret 2011

CONTROL ROOM

I should have various program and preview monitors...
To see a detail frame of my film. All in past and now.. Maybe about future too.

I should have program audio speakers and audio mixer...
To record my laugh., my scream and my other sounds so i can playback to listen.

I should have video switcher..
To choose and change picture or maybe frame., i will desaign., build and get the right from the best.

I should have central video tape recorder to keep roll my show.. I think i need a lot of casette..
For save and review everything happen to me..

Control room., my production house. Make a good program. Because there is the basic place to evolution. First side to wake up., first step to go run and move...because my momment is my memory...

Minggu, 20 Maret 2011

Do it again..!

Seorang teman yang tak ku kenal sosoknya dengan baik, meminta ku untuk menunjukkan karya.

"Jemari ku sudah tak lentik dalam menggores. Cat-cat ku saja sudah mengering seiring keabstrakan ku."

"Ku tunggu karyamu."

Aku berkata demikian dan ia pun menjawab dengan lugas dan ekspresif . Menurutku ada sedikit pemaksaan disana. Entah mengapa aku memikirkan hal tersebut. Mengapa tidak aku mencoba memulai bermain dengan goresan dan warna. Dan setelah aku kembali pulang dari perjalanan menimba ilmu di kota lain, aku mencari peralatan gambarku benar saja cat ku sudah mulai mengering. Namun aku tetap mencoba dan inilah hasilnya.




Tak cukup bagus!
Tak cukup indah!
Dan tak cukup menarik!
Mengapa aku menggambar ini?
Yah... apapun hasil akhirnya ini tetap sebuah karya bukan?


I'm happy to be able to find pleasure ever lost. Thank you friend :)

Sabtu, 19 Maret 2011

Long Journey



Pada suatu hari, saat semua orang melakukan perjalan jauh menuju sebuah tempat yang di janjikan sebagai tempat tinggal yang sempurna. Semua orang tampak lelah melewati jalan yang berkelok dan penuh rintangan. Baik orang tua maupun muda merasakan betapa sulitnya mereka mencapai tempat tersebut. Seorang anak kecil menangis ketika mengetahui kakinya lecet akibat perjalanan jauh itu. Tiba-tiba seorang pemuda menghampiri anak kecil itu. Ia meletakkan tangannya di atas kepala anak itu dan membelainya dengan lembut kemudian berlutut menyetarakan posisinya agar sejajar dengan anak itu.

Pemuda itu mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas ranselnya. "Ini ambilah yang kau suka dan jangan menangis lagi." kata pemuda itu sembari menyodorkan bungkusan berisi cokelat dan permen. Setelah menghapus air matanya tanpa ragu anak kecil itu mengambil cokelat dan beberapa permen, dengan nada polosnya anak kecil itu berkata, "Terimakasih". Pemuda itu menyambutnya dengan senyuman kemudian ia berdiri dan melanjutkan perjalanan. Sambil menikmati cokelatnya, anak kecil itu menatap si pemuda yang sudah melangkah jauh darinya.

Di tengah malam ada dua orang kakak beradik yatim piatu yang menggigil karena udara malam itu sangat dingin. Sang adik berkata kepada kakaknya, "Kak, andaikan saja kita memilki tenda untuk berteduh dari dinginnya malam ini." Sang kakak mengalihkan pandangannya ke sebuah keluarga yang sedang berkumpul di sebuah tenda, dapat dibayangkan betapa hangatnya mereka bila berada di dalamnya. Seorang pemuda yang duduk tak jauh dari kakak beradik tersebut tak sengaja mendengarkan pembicaraan itu. "Hai saudara ku.., mengapa kalian tak duduk bersama ku disini." teriak pemuda itu kepada mereka. Kakak beradik itu hanya terdiam saling melempar pandang keheranan.

Tak lama berselang pemuda tadi berteriak lagi, "Apa yang kalian tunggu? Perapian ini akan menemani kita!" Si kakak berdiri dari tempatnya duduk, dengan sedikit keraguan ia mengajak adiknya menuju tempat pemuda itu. Mereka duduk bersama mengitari perapian. pemuda memberikan selimut tebal kepada kakak beradik itu. "Kita akan lebih hangat dengan ini." kata si kakak sambil menutupkan selimut ke tubuh adiknya. Pemuda itu tersenyum. Tak lama kemudian kakak beradik itu pun tertidur. Di pagi hari si pemuda sudah melanjutkan perjalannya. Selama perjalanan ia bersenandung riang. Orang lain yang melihatnya heran karena pemuda itu rasanya tak lelah sedikit pun menempuh perjalanan jauh ini. Langkah pemuda itu terlihat begitu ringan. 

Di tengah perjalanan, pemuda itu bertemu seorang kakek tua yang  tak dapat melanjutkan perjalanan. Kakek itu meminta bantuan si pemuda untuk mau membantunya, karena kakek itu tak mau tertinggal. Tanpa terbeban pemuda itu memapah si kakek. Di jalan yang terjal tanpa mengeluh si pemuda menggendong si kakek. Memang tak mudah namun akhirnya pemuda itu sampai juga di puncak. Tempat yang di nantikan banyak orang. Dari bawah orang-orang dapat melihatnya melambaikan tangan dan tersenyum gembira. Yang pernah mengenalnya di perjalanan pun ikut gembira. Dan dengan semangat mereka bertekat menyusul pemuda itu melanjutkan perjalanan menuju puncak.




Tak ayal hidup adalah sebuah perjalan yang harus di selesaikan. Banyak pilihan untuk menyelesaikannya. Berilah kesan untuk dapat diingat prosesnya. Baik atau buruk adalah pilihannya. Ingatlah waktu yang telah di sediakanNya.

Tulisan ini untuknya. Pemuda yang dalam benakku memiliki kesan baik hati, sabar dan ramah pada semua yang menemani perjalanan hidupnya. Berbahagialah karena telah di puncak bersamaNya. Semangatmu menyemangati kami menyelesaikan proses. Suatu saat nanti kita akan bertemu kembali.


"Jiwa Yang Tak Boleh Mati"

Jumat, 18 Maret 2011

Pesan Yang Tak Tersampaikan




Sebuah pesan elektronik di jejaring sosial yang hendak ku kirim kan kepada seorang wanita yang membuat kepala ku penuh dengan tanda tanya. Setelah sekian lama ku mendengar dan menmbaca status pemikirannya. Tak mengenal secara pribadi membuat ku penasaran.

"Maaf mengganggu malam-malam....
Mungkin dahulu juga pernah ada salah paham...
Namun maksud hati hanya ingin berteman..."


Ingin ku kirim pesan ini pada seorang wanita nan jauh disana...jauh karena memang tak mengenalnya...tertahan untuk mengirimnya karena tak yakin akan jawabannya...
Niat itu urung karena sebuah pemikiran yang ku anggap matang.

Jadi harusnya bagaimana....?


On my facebook the tittle is Sapaan Malam

Rintihan Hati




Hatiku layu dan mengerang
Panas seperti terbakar..
Mati...!
Rasanya mati, menanti belati menghujam mengoyak rasa....

Gundah dan perih
Getir tak lagi terasa....
Mungkin.., saat yang tepat menunggu binasa....
Asa tinggal asa
Lenyap...!
Tak ada yang yang perlu di rasa....

Inginku teriak..., merubuhkan semua yang tersisa...
Tapi..., semua sia-sia
Tinggal tangis pilu....
Tangis pilu yang meredam hati dan jiwa...
Dan akhirnya....
Jadi satu-satunya penghiburan dan peleburan akan semuanya.